Adik ku yang kusayangi

Tak selamanya menjadi kakak mengasikan. Saat musim lebaran datang, sang kakak lah yang paling kebanjiran angpau hari raya dan si adik hanya kebagian kue dan permen. Sang kakak beli mainan baru dan adik disuruh merengek dulu sebelum dipinjamkan mainan barunya

Kalau disayang papa bunda, pastinya sayang ortu sesuai dengan usia si sulung, jumlah waktu kasih yang diterima si junior pasti lebih sedikit.

Itu suka nya, berita nggak enak nya diberi tanggung jawab jaga adek, apa-apa musti mengalah sama si kecil, terkadang adik jaman sekarang juga pinta main sinetron mengucurkan air mata, aku juga yang kena getah nya

Papa selalu bilang teori keseimbangan selalu berlaku untuk semua hal dimuka bumi ini, sebanyak orang kaya, sebanyak itu pula yang miskin. Sebanyak pula yang pintar, sebesar itu juga yang kurang pintar. Berapa banyak kau disayang orang tua,  jumlah yang sama diterima oleh saudara-saudaramu, begitu pula sebaliknya. Jadi tak perlu iri pada diri seorang kakak, adik ataupun saudara lainnya.

Tapi kalau dipikir-pikir enak juga jadi adik, apapun bisa dia contoh dari kakak tertua, masalahnya bisa nggak kita memberi contoh yang baik pada adik kita. Alhamdulillah bisa, buktinya rapor adik selalu lebih baik dari raporku, tapi untung saja my parents nggak terlalu mempersoalkan nilaiku yang tidak terlalu jelek.

Kesimpulannya adik ku yang kusayangi dan yang paling enak adalah anak tengah, hak dan kewajiban sebagai kakak dan sebagai adik melekat pada dirinya, tidak perlu iri dan tidak perlu bersenang hati, karena hak dan kewajiban tersebut melekat menjadi sebuah teori keseimbangan tadi.